Kamis, 26 April 2012

Lau Kaana Khairan Lasabaquunaa Ilaihi

JEMA'AT SAWAH SERING BILANG.."Kalaupun Tahlilan,mauludan,Dibaan,manaqiban Dll it Baik,tentu Rosululloh ,para sahabat,&Tabiin Lah Yg Pertama Kali Melaksanakan"..

 NIE JAWABPANYE...




 Ka'idah Wahabi Menyalahi Nash Al-Qur'an, Hadits Mauquf dan Pendapat Ulama
 --------------- -------------
 "LAU KAANA KHAIRAN LASABAQUUNAA ILAIHI”
 (Kalau sekiranya perbuatan itu baik, tentulah para Shahabat telah mendahului kita mengamalkannya)
 sebenarnya
 Inilah yg sering di pakai Abdul Hakim Abdat, dan wahabi2 yg lainnya utk menghantam aswaja.BENARKAH INI KAIDAH BESAR SEHINGGA DIJADIKAN TOLOKUKUR HALAL HARAM DALAM AGA ... MA KITA ?

 Berikut yang saya temukan sehingga akhirnya dapat di simpulkan bahwa ini sebenarnya bukan kaidah besar melainkan kaidah yang membuat pola pikir muslim menjadi dangkal.

 (1). Mirip kaidahnya orang kafir ketika menolak al qur’an
 Silakan dilihat :

 وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَا سَبَقُونَا إِلَيْهِ وَإِذْ لَمْ يَهْتَدُوا بِهِ فَسَيَقُولُونَ هَذَا إِفْكٌ قَدِيمٌ

 "Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: “Kalau sekiranya dia (Al Qur’an) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahuluikami (beriman) kepadanya. Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata: “Ini adalah dusta yang lama”. (QS 46: 11)

 Dengan demikian dapat ditanyakan,
 apa pantas golongan yang menisbatkan diri pada SALAF membuat kaidah baru yang berawal dari ucapan kaum kafir untuk kemudian di jadikan kaidahharam halal ?

 (2). Menyalahi nash Al-Qur’an
 Sebagaimana kita tahu kaidah besar dalam agama ini di antaranya Ayat ini

 وَمَا اَتَاكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ َانْتَهُوْا

 "‘Apa saja yang di bawa oleh Rasul kepadamu maka ambillah, dan apa saja yang di larang oleh Rasul maka berhentilah (mengerjakannya ).(QS. Al-Hasyr : 7)
 Dalam AYAT ini disebutkan bahwaperintah agama adalah apa yang di bawa oleh RasulullahSAW, dan yang dinamakan larangan agama adalah apa yang memang di larang oleh Rasulullah SAW.
 Dan tidaklah dikatakan:

 وَماَ لَمْ يَفْعَلْهُ فَانْتَهُوْا

 “Dan apa saja yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulul maka berhentilah (mengerjakannya ).”

 (3). Menyalahi hadist mauquf dariIbnu Mas’ud ra.

 ما رءاه المسلمون حسنا فهو عند الله حسن وما رءاه المسلمون سيئا فهو عنداالله سيء

 “Apa yang di pandang baik oleh orang-orang Islam, maka baik pula di sisi Allah, dan apa saja yang di pandang buruk oleh kaum muslimin, maka menurut Allah-pun di golongkan sebagai perkara yang buruk” (HR. Ahmad,Bazar, Thabrani dalam Kitab Al-Kabiir dari Ibnu Mas’ud)
 Hadits ini dalam kitab-kitab ushul fiqh di jadikan salah satu dalil ijma’ (konsensus ulama mujtahidin) dan dalam kitab-kitab
 kaidah FIQH dijadikan dalil dalam kaidah al-‘Adah Muhakkamah. Hadits ini marfu’ sampai Rasulullah sehingga dapat di jadikan hujjah (dalil) untuk mentakhsish keumuman hadits tentang semua bid’ah adalah sesat.
 =============== ==
 Berikut ini komentar beberapa ulama :

 ما جاء في أثر ابن مسعودرضي الله عنه:(ما رآه المسلمون حسناً فهو عند الله حسن وما رآه المسلمون قبيحاً فهوعند الله قبيح). كشف الأستار عن زوائد البزار” (1/81)، و “مجمع الزوائد” (1/177)

 Dari atsar Ibnu Mas’ud ra. “Apa
 yg menurut umat islam umumnyaitu baik, maka baik menurut Allohdan apa yg menurutumat islam umumnya itu buruk, maka buruklah menurut Alloh [Kitab Kasy al-Astar an jawaz al-Bazzar juz 1 hal. 81 dan Kitab Majmu' zawaid juz 1 hal 177]

 قال ابن كثير: “وهذا الأثر فيه حكايةُإجماعٍ عن الصحابة فيتقديم الصديق، والأمركما قاله ابن مسعودٍ“.

 Ibnu Katsir berkata, Atsar ini didalamnya menjelaskan kesepakatan sahabat yg telah mendahului dlm hal2 kebenaran sebagaimana yg di katakan Ibnu Mas’ud

 وقال الشاطبي في “الاعتصام” (2/655):(
 إن ظاهره يدل على أن ما رآه المسلمون بجملتهم حسناً؛ فهو حسنٌ، والأمة لا تجتمع على باطلٍ، فاجتماعهم على حسن شيءٍ يدل على حسنه شرعاً؛ لأن الإجماعيتضمن دليلاً شرعياً”)

 Imam Syathibi dlm Kitabnya Al-I’tishom juz 2 hal. 655 [sesungguhnya yg secara zhohir apa yg menurut penglihatan orngmuslim umumnya mengandung kebaikan maka itu adalah baik, dan umat manusia tidak mgkn sepakat dalam kebatilan. Kesepakatan mereka pada seseuatu akan kebaikannya menunjukkan kebaikan menurut syari'at agama, karena kesepakatan umum mengandunghukum syara' [hukum agama].

Sumber: http://www.facebook.com/KampusMakamIndonesia

Minggu, 08 April 2012

Kiat Mendapat Ridha Suami

Cara-cara mendapatkan cinta, sekaligus ridha suami sesuai dengan aturan agama, adalah dengan melaksanakan hal-hal berikut ini:
  1. Jadilah untuknya bagaikan rakyat jelata kepada rajanya dan bagaikan bawahan kepada atasannya, karena begitulah gambaran Nabi SAW terhadap seorang istri yang shalihah.
  2. Serahkan segala kendali urusanmu kepadanya, walaupun yang berkaitan dengan hartanya sendiri, sebagaimana hal ini dijabarkan oleh Sayyidatuna Khadijah RA, istri pertama Nabi SAW, ketika pertama kali berjumpa dengan Nabi SAW setelah dinikahinya, "Wahai Muhammad, kini engkau telah menjadi suamiku, maka mulai sekarang semua hartaku adalah hartamu, rumahku ini adalah rumahmu, dan aku adalah budak perempuanmu".
  3. Sopan dan penuh perhatianlah anda ketika berbincang-bincang dan berdiskusi. Jauhkan diri dari pedebatan dan sikap keras kepala dalam mengemukakan pendapat anda kepadanya.
  4. Jadilah untuknya bak sekuntum bunga mawar. Maka di saat suami anda masuk ke dalam rumah, buatlah ia merasakan kecantikan dan keharuman mawar tersebut, dan kecantikan serta keharumannya tidak lain hanyalah untuknya seorang.
  5. Usahakan bagaimana caranya, agar suami anda bisa merasa damai dan nyaman di samping anda, baik dengan perbuatan maupun dengan kata-kata. Hal itulah yang secara terus-menerus harus anda usahakan untuk suami anda.
  6. Ketika suami meminta anda melakukan sesuatu untuknya, pastikan anda melakukannya dengan sigap dan sepenuh hati, jangan sampai anda merasa enggan dan lamban, apalagi membantah permintaannya.
  7. Akuilah kelebihan kedudukan seorang suami atas istriya, sebagaimana hal itu disebutkan dlm al-Qur'an, dan janganlah sekali-kali menganggap hal ini merupakan sebuah penindasan.
  8. Lembutkan suara anda ketika berbicara dengannya dan pastikan suara anda tidak meninggi saat ia bersama anda.
  9. Bersikaplah diam ketika suami anda sedang marah, dan jangan tidur kecuali ia mengizinkannya.
  10. Berdirilah dekat suami anda ketika ia sedang memakai baju dan sepatunya. Buatlah suami anda merasa bahwa anda menginginkan sang suami untuk mengenakan baju yang anda pilih untuknya. Pilihlah dan siapkan pakaian itu oleh anda sendiri sebelum ia memintanya. Rawatlah penampilan dan pakaian suami anda, sekalipun bila kelihatannya suami anda malas untuk merawat dan memakainya. Yakinkan bahwa ia akan menyukainya sebagaimana teman-temannya juga akan menyukainya.
  11. Anda harus sensitif dan tanggap dalam emahami kebutuhan suami anda. Bila memungkinkan, sebelum ia meminta anda melakukan apa yang diinginkannya, anda sudah melakukan untuknya.
  12. Ketika ada perselisihan pendapat dengannya atau sesuatu yang menyebabkannya marah, hendaknya anda tidak menunggu agar sang suami meminta maaf kepada anda, akan tetapi anda lebih dahulu yang meminta maaf kepadanya dan meminta ridhanya kembali.
  13. Di malam hari jadilah seperti pengantin baru buat suami anda. Janganlah anda beranjak tidur lebih dulu dari sang suami, kecuali kalau dirasa sangat perlu, dan hendaknya anda tidak selalu mengandalkan suami anda untuk meminta melakukan hubungan badan, sekali-kali anda dapat memulainya terlebih dahulu, tentu pada saat yang tepat, karena hal itu akan meningkatkan gairahnya.
  14. Jangan pernah membebani suami anda dengan permintaan anda. Biarkan suami yang memberikannya untuk anda tanpa meminta darinya. Kalau terpaksa meminta, jangan meminta sesuatu yang berlebihan dan diluar kemampuan suami anda.
  15. Hormati kedua orangtuanya sebagaimana suami anda menghormati keduanya, begitu pula keluarganya, jangan sekali-kali terlibat masalah dengan salah satu dari mereka, karena hal itu akan menyulitkannya.
  16. Ketika suami anda baru pulang dari perjalanan yang lama ataupun bepergian dari tempat yang jauh, sambutlah ia dengan wajah yang ceria dan tunjukkanlah bahwa anda sangat merindukan kedatangannya.
  17. Ingatlah selalu bahwa keberadaan sang suami adalah salah satu sarana mendekatkan diri anda kepada Allah SWT.
  18. Pastikan anda untuk selalu memperbaharui dan mengubah bentuk penampilan anda, sebagai tanda dan ungkapan kasih anda menyambut suami tercinta.
  19. Jagalah mata suami dari pandangan yang tidak elok pada diri anda, dan jagalah penciuman suami anda menangkap aromayang tidak sedap pada diri anda, serta jagalah telinga suami anda dari suara marah dan bantahan anda kepadanya.
  20. Jangan biasakan anda mengadu atau curhat kepadanya, apalagi tentang keluarga dan kelakuannya, sebaiknya jadilah teman curhat yang baik baginya dan pendengar yang baik akan keluhan dari masalah yang dihadapinya, sebagaimana hal itu dilakukan oleh Sayyidatuna Khadijah RA kepada Nabi SAW.
  21. Banyaklah bersyukur dan tampakkan kepada dirinya bahwa anda orang yang sangat beruntung telah mendapatkannya, terutama terhadap pemberiannya, jangan pernah mengecilkan/meremehkannya, apalagi menganggap jelek atau merasa tidak berselera mendapatkannya. Hal itu akan sangat menyakitinya, tampakkan bahwa anda sangat senang dengan pemberiannya itu dan anda sudah mengangankannya semenjak lama.
  22. Temuilah suami anda dengan senang, gembira serta dengan wajah berseri ketika suami baru tiba dari luar rumah, ketika akan keluar rumah, ketika akan makan, dan ketika akan tidur, karena adanya masalah yang timbul pada waktu-waktu tersebut akan sangat mengganggunya serta mengacaukan pikirannya.
  23. Jangan pernah sekalipun anda membandingkan suami anda dengan orang lain, akan tetapi anggaplah suami anda adalah yang terbaik dari para suami terbaik, dan lakukan semua hal diatas dengan sepenuh hati, dengan satu harapan, yaitu demi enggapai ridha Allah SWT.
Itulah yang seharusnya dilakukan oleh seorang istri yang shalihah. Harus di ingat, pernikahan adalah ibadah. Godaan syetan dan bisikan hawa nafsu selalu berusaha mencegah kita untuk beribadah, bahkan selalu berharap kita akan menemani mereka dalam neraka. Wal'iyadzubillah, jangan biarkan itu.

Sabtu, 07 April 2012

Surga dan Neraka Seorang Istri

Apa yang anda dengar bahwa surga dan neraka seorang istri terletak pada keridhaan suami, memang benar adanya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi SAW:

Dari sahabat Hushain bin Muhshan al-Anshari, ia menceritakan ihwal bibinya yang telah datang kepada Nabi SAW untuk suatu keperluan. Setelah selesai dari keperluannya itu,  Nabi SAW berkata kepadanya, "Apakah kamu sudah bersuami?"
Dijawab olehnya, "Iya".
Nabi SAW berkata lagi kepadanya, "Bagaimanakah kamu terhadap suamimu?"
Ia menjawab, "Aku tidak enolak permintaannya, kecuali kalau aku tak mampu melakukannya".
Maka Nabi SAW bersabda, "Lihatlah, bagaimanakah kamu memperlakukannya. Maka berbuat baiklah kepadanya, karena sesungguhnya ia (suamimu) adalah surga dan nerakamu". (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)

Berdasarkan hadits tersebut, para ulama mengatakan bahwa hak terbesar seorang wanita, setelah hak Allah dan Nabi-nya, adalah hak suaminya, baru kemudian hak kedua orangtuanya. Berbeda dengan seorang laki-laki, hak terbesar atasnya, setelah hak Allah dan Nabi-nya, adalah hak kedua orangtuanya.