Kamis, 26 April 2012

Lau Kaana Khairan Lasabaquunaa Ilaihi

JEMA'AT SAWAH SERING BILANG.."Kalaupun Tahlilan,mauludan,Dibaan,manaqiban Dll it Baik,tentu Rosululloh ,para sahabat,&Tabiin Lah Yg Pertama Kali Melaksanakan"..

 NIE JAWABPANYE...




 Ka'idah Wahabi Menyalahi Nash Al-Qur'an, Hadits Mauquf dan Pendapat Ulama
 --------------- -------------
 "LAU KAANA KHAIRAN LASABAQUUNAA ILAIHI”
 (Kalau sekiranya perbuatan itu baik, tentulah para Shahabat telah mendahului kita mengamalkannya)
 sebenarnya
 Inilah yg sering di pakai Abdul Hakim Abdat, dan wahabi2 yg lainnya utk menghantam aswaja.BENARKAH INI KAIDAH BESAR SEHINGGA DIJADIKAN TOLOKUKUR HALAL HARAM DALAM AGA ... MA KITA ?

 Berikut yang saya temukan sehingga akhirnya dapat di simpulkan bahwa ini sebenarnya bukan kaidah besar melainkan kaidah yang membuat pola pikir muslim menjadi dangkal.

 (1). Mirip kaidahnya orang kafir ketika menolak al qur’an
 Silakan dilihat :

 وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَا سَبَقُونَا إِلَيْهِ وَإِذْ لَمْ يَهْتَدُوا بِهِ فَسَيَقُولُونَ هَذَا إِفْكٌ قَدِيمٌ

 "Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: “Kalau sekiranya dia (Al Qur’an) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahuluikami (beriman) kepadanya. Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata: “Ini adalah dusta yang lama”. (QS 46: 11)

 Dengan demikian dapat ditanyakan,
 apa pantas golongan yang menisbatkan diri pada SALAF membuat kaidah baru yang berawal dari ucapan kaum kafir untuk kemudian di jadikan kaidahharam halal ?

 (2). Menyalahi nash Al-Qur’an
 Sebagaimana kita tahu kaidah besar dalam agama ini di antaranya Ayat ini

 وَمَا اَتَاكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ َانْتَهُوْا

 "‘Apa saja yang di bawa oleh Rasul kepadamu maka ambillah, dan apa saja yang di larang oleh Rasul maka berhentilah (mengerjakannya ).(QS. Al-Hasyr : 7)
 Dalam AYAT ini disebutkan bahwaperintah agama adalah apa yang di bawa oleh RasulullahSAW, dan yang dinamakan larangan agama adalah apa yang memang di larang oleh Rasulullah SAW.
 Dan tidaklah dikatakan:

 وَماَ لَمْ يَفْعَلْهُ فَانْتَهُوْا

 “Dan apa saja yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulul maka berhentilah (mengerjakannya ).”

 (3). Menyalahi hadist mauquf dariIbnu Mas’ud ra.

 ما رءاه المسلمون حسنا فهو عند الله حسن وما رءاه المسلمون سيئا فهو عنداالله سيء

 “Apa yang di pandang baik oleh orang-orang Islam, maka baik pula di sisi Allah, dan apa saja yang di pandang buruk oleh kaum muslimin, maka menurut Allah-pun di golongkan sebagai perkara yang buruk” (HR. Ahmad,Bazar, Thabrani dalam Kitab Al-Kabiir dari Ibnu Mas’ud)
 Hadits ini dalam kitab-kitab ushul fiqh di jadikan salah satu dalil ijma’ (konsensus ulama mujtahidin) dan dalam kitab-kitab
 kaidah FIQH dijadikan dalil dalam kaidah al-‘Adah Muhakkamah. Hadits ini marfu’ sampai Rasulullah sehingga dapat di jadikan hujjah (dalil) untuk mentakhsish keumuman hadits tentang semua bid’ah adalah sesat.
 =============== ==
 Berikut ini komentar beberapa ulama :

 ما جاء في أثر ابن مسعودرضي الله عنه:(ما رآه المسلمون حسناً فهو عند الله حسن وما رآه المسلمون قبيحاً فهوعند الله قبيح). كشف الأستار عن زوائد البزار” (1/81)، و “مجمع الزوائد” (1/177)

 Dari atsar Ibnu Mas’ud ra. “Apa
 yg menurut umat islam umumnyaitu baik, maka baik menurut Allohdan apa yg menurutumat islam umumnya itu buruk, maka buruklah menurut Alloh [Kitab Kasy al-Astar an jawaz al-Bazzar juz 1 hal. 81 dan Kitab Majmu' zawaid juz 1 hal 177]

 قال ابن كثير: “وهذا الأثر فيه حكايةُإجماعٍ عن الصحابة فيتقديم الصديق، والأمركما قاله ابن مسعودٍ“.

 Ibnu Katsir berkata, Atsar ini didalamnya menjelaskan kesepakatan sahabat yg telah mendahului dlm hal2 kebenaran sebagaimana yg di katakan Ibnu Mas’ud

 وقال الشاطبي في “الاعتصام” (2/655):(
 إن ظاهره يدل على أن ما رآه المسلمون بجملتهم حسناً؛ فهو حسنٌ، والأمة لا تجتمع على باطلٍ، فاجتماعهم على حسن شيءٍ يدل على حسنه شرعاً؛ لأن الإجماعيتضمن دليلاً شرعياً”)

 Imam Syathibi dlm Kitabnya Al-I’tishom juz 2 hal. 655 [sesungguhnya yg secara zhohir apa yg menurut penglihatan orngmuslim umumnya mengandung kebaikan maka itu adalah baik, dan umat manusia tidak mgkn sepakat dalam kebatilan. Kesepakatan mereka pada seseuatu akan kebaikannya menunjukkan kebaikan menurut syari'at agama, karena kesepakatan umum mengandunghukum syara' [hukum agama].

Sumber: http://www.facebook.com/KampusMakamIndonesia

Minggu, 08 April 2012

Kiat Mendapat Ridha Suami

Cara-cara mendapatkan cinta, sekaligus ridha suami sesuai dengan aturan agama, adalah dengan melaksanakan hal-hal berikut ini:
  1. Jadilah untuknya bagaikan rakyat jelata kepada rajanya dan bagaikan bawahan kepada atasannya, karena begitulah gambaran Nabi SAW terhadap seorang istri yang shalihah.
  2. Serahkan segala kendali urusanmu kepadanya, walaupun yang berkaitan dengan hartanya sendiri, sebagaimana hal ini dijabarkan oleh Sayyidatuna Khadijah RA, istri pertama Nabi SAW, ketika pertama kali berjumpa dengan Nabi SAW setelah dinikahinya, "Wahai Muhammad, kini engkau telah menjadi suamiku, maka mulai sekarang semua hartaku adalah hartamu, rumahku ini adalah rumahmu, dan aku adalah budak perempuanmu".
  3. Sopan dan penuh perhatianlah anda ketika berbincang-bincang dan berdiskusi. Jauhkan diri dari pedebatan dan sikap keras kepala dalam mengemukakan pendapat anda kepadanya.
  4. Jadilah untuknya bak sekuntum bunga mawar. Maka di saat suami anda masuk ke dalam rumah, buatlah ia merasakan kecantikan dan keharuman mawar tersebut, dan kecantikan serta keharumannya tidak lain hanyalah untuknya seorang.
  5. Usahakan bagaimana caranya, agar suami anda bisa merasa damai dan nyaman di samping anda, baik dengan perbuatan maupun dengan kata-kata. Hal itulah yang secara terus-menerus harus anda usahakan untuk suami anda.
  6. Ketika suami meminta anda melakukan sesuatu untuknya, pastikan anda melakukannya dengan sigap dan sepenuh hati, jangan sampai anda merasa enggan dan lamban, apalagi membantah permintaannya.
  7. Akuilah kelebihan kedudukan seorang suami atas istriya, sebagaimana hal itu disebutkan dlm al-Qur'an, dan janganlah sekali-kali menganggap hal ini merupakan sebuah penindasan.
  8. Lembutkan suara anda ketika berbicara dengannya dan pastikan suara anda tidak meninggi saat ia bersama anda.
  9. Bersikaplah diam ketika suami anda sedang marah, dan jangan tidur kecuali ia mengizinkannya.
  10. Berdirilah dekat suami anda ketika ia sedang memakai baju dan sepatunya. Buatlah suami anda merasa bahwa anda menginginkan sang suami untuk mengenakan baju yang anda pilih untuknya. Pilihlah dan siapkan pakaian itu oleh anda sendiri sebelum ia memintanya. Rawatlah penampilan dan pakaian suami anda, sekalipun bila kelihatannya suami anda malas untuk merawat dan memakainya. Yakinkan bahwa ia akan menyukainya sebagaimana teman-temannya juga akan menyukainya.
  11. Anda harus sensitif dan tanggap dalam emahami kebutuhan suami anda. Bila memungkinkan, sebelum ia meminta anda melakukan apa yang diinginkannya, anda sudah melakukan untuknya.
  12. Ketika ada perselisihan pendapat dengannya atau sesuatu yang menyebabkannya marah, hendaknya anda tidak menunggu agar sang suami meminta maaf kepada anda, akan tetapi anda lebih dahulu yang meminta maaf kepadanya dan meminta ridhanya kembali.
  13. Di malam hari jadilah seperti pengantin baru buat suami anda. Janganlah anda beranjak tidur lebih dulu dari sang suami, kecuali kalau dirasa sangat perlu, dan hendaknya anda tidak selalu mengandalkan suami anda untuk meminta melakukan hubungan badan, sekali-kali anda dapat memulainya terlebih dahulu, tentu pada saat yang tepat, karena hal itu akan meningkatkan gairahnya.
  14. Jangan pernah membebani suami anda dengan permintaan anda. Biarkan suami yang memberikannya untuk anda tanpa meminta darinya. Kalau terpaksa meminta, jangan meminta sesuatu yang berlebihan dan diluar kemampuan suami anda.
  15. Hormati kedua orangtuanya sebagaimana suami anda menghormati keduanya, begitu pula keluarganya, jangan sekali-kali terlibat masalah dengan salah satu dari mereka, karena hal itu akan menyulitkannya.
  16. Ketika suami anda baru pulang dari perjalanan yang lama ataupun bepergian dari tempat yang jauh, sambutlah ia dengan wajah yang ceria dan tunjukkanlah bahwa anda sangat merindukan kedatangannya.
  17. Ingatlah selalu bahwa keberadaan sang suami adalah salah satu sarana mendekatkan diri anda kepada Allah SWT.
  18. Pastikan anda untuk selalu memperbaharui dan mengubah bentuk penampilan anda, sebagai tanda dan ungkapan kasih anda menyambut suami tercinta.
  19. Jagalah mata suami dari pandangan yang tidak elok pada diri anda, dan jagalah penciuman suami anda menangkap aromayang tidak sedap pada diri anda, serta jagalah telinga suami anda dari suara marah dan bantahan anda kepadanya.
  20. Jangan biasakan anda mengadu atau curhat kepadanya, apalagi tentang keluarga dan kelakuannya, sebaiknya jadilah teman curhat yang baik baginya dan pendengar yang baik akan keluhan dari masalah yang dihadapinya, sebagaimana hal itu dilakukan oleh Sayyidatuna Khadijah RA kepada Nabi SAW.
  21. Banyaklah bersyukur dan tampakkan kepada dirinya bahwa anda orang yang sangat beruntung telah mendapatkannya, terutama terhadap pemberiannya, jangan pernah mengecilkan/meremehkannya, apalagi menganggap jelek atau merasa tidak berselera mendapatkannya. Hal itu akan sangat menyakitinya, tampakkan bahwa anda sangat senang dengan pemberiannya itu dan anda sudah mengangankannya semenjak lama.
  22. Temuilah suami anda dengan senang, gembira serta dengan wajah berseri ketika suami baru tiba dari luar rumah, ketika akan keluar rumah, ketika akan makan, dan ketika akan tidur, karena adanya masalah yang timbul pada waktu-waktu tersebut akan sangat mengganggunya serta mengacaukan pikirannya.
  23. Jangan pernah sekalipun anda membandingkan suami anda dengan orang lain, akan tetapi anggaplah suami anda adalah yang terbaik dari para suami terbaik, dan lakukan semua hal diatas dengan sepenuh hati, dengan satu harapan, yaitu demi enggapai ridha Allah SWT.
Itulah yang seharusnya dilakukan oleh seorang istri yang shalihah. Harus di ingat, pernikahan adalah ibadah. Godaan syetan dan bisikan hawa nafsu selalu berusaha mencegah kita untuk beribadah, bahkan selalu berharap kita akan menemani mereka dalam neraka. Wal'iyadzubillah, jangan biarkan itu.

Sabtu, 07 April 2012

Surga dan Neraka Seorang Istri

Apa yang anda dengar bahwa surga dan neraka seorang istri terletak pada keridhaan suami, memang benar adanya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi SAW:

Dari sahabat Hushain bin Muhshan al-Anshari, ia menceritakan ihwal bibinya yang telah datang kepada Nabi SAW untuk suatu keperluan. Setelah selesai dari keperluannya itu,  Nabi SAW berkata kepadanya, "Apakah kamu sudah bersuami?"
Dijawab olehnya, "Iya".
Nabi SAW berkata lagi kepadanya, "Bagaimanakah kamu terhadap suamimu?"
Ia menjawab, "Aku tidak enolak permintaannya, kecuali kalau aku tak mampu melakukannya".
Maka Nabi SAW bersabda, "Lihatlah, bagaimanakah kamu memperlakukannya. Maka berbuat baiklah kepadanya, karena sesungguhnya ia (suamimu) adalah surga dan nerakamu". (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)

Berdasarkan hadits tersebut, para ulama mengatakan bahwa hak terbesar seorang wanita, setelah hak Allah dan Nabi-nya, adalah hak suaminya, baru kemudian hak kedua orangtuanya. Berbeda dengan seorang laki-laki, hak terbesar atasnya, setelah hak Allah dan Nabi-nya, adalah hak kedua orangtuanya.

Sabtu, 07 Januari 2012

YATIM

Sebagai kata , yatim berasal dari kata "yatama-yaitamu-yatmu", yang berarti "sedih, sendiri, lambat". Adapun menurut istilah syara', yaitu anak yang ditinggal mati ayahnya sebelum mencapai baligh, baik ia kaya maupun miskin, laki-laki ataupun perempuan, Islam maupun non-Islam. Sedangkan anak yang kedua orang tuanya telah meninggal,  dalam istilah  di sebut yatim-piatu. Namun istilah piatu ini hanya dikenal di Indonesia, sedangkan dalam literatur fiqih klasik hanya dikenal istilah yatim.

Anak kecil yang dipelihara ibunya atau kakek-neneknya atau orang lain yang disebabkan perceraian orang tuanya, atau sebab lain, tidak dikategorikan sebagai anak yatim.

Batas seorang anak disebut yatim, adalah ketika anak tersebut telah baligh dan dewasa, berdasarkan sebuah hadits yang menceritakan, bahwa Ibnu Abbas ra pernah menerima surat dari Najdah bin Amir yang berisi beberapa pertanyaan, salah satunya tentang batasan seseorang disebut yatim. Ibnu Abbas menjawab, "Dan kamu bertanya kepada saya tentang anak yatim, kapan terputus sebutan yatim itu. Sesungguhnya sebutan itu putus bila ia sudah baligh dan menjadi dewasa".

Anak yatim adalah anak yang belum dewasa dan tidak mempunyai bapak lagi karena telah meninggal dunia. Batasan umur anak yatim adalah sampai baligh, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, "Tidak ada keyatiman lagi setelah mimpi (dewasa)." (HR. Abu Dawud).

Anak yatim mempunyai tempat khusus dalam ajaran Islam, dan tidak kurang dari 23 kali al-Qur'an menyebutkan dalam berbagai konteks, yakni 8 kali dalam mufrad (tunggal), 1 kali mutsanna (berbilang dua), dan 14 kali dalam bentuk jama' (banyak). Ayat-ayat tersebut memerintahkan kepada kaum muslimin pada umumnya dan pada karib kerabat pada khususnya untuk menyantuni, membela, dan melindungi anak yatim, serta melarang dan mencela orang-orang yang menyia-nyiakan dan bersikap kasar atau mendzalimi mereka.

Di dalam ajaran Islam, mereka semua mendapat perhatian khusus melebihi anak-anak yang masih memiliki orang tua. Islam memeritahkan kaum muslimin untuk senantiasa memperhatikan nasib mereka, berbuat baik kepada mereka, mengurus dan mengasuh mereka sampai dewasa. Islam juga memberi nilai yang sangat istimewa bagi orang-orang yang benar-benar menjalankan perintah ini. Allah SWT berfirman, "Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin." (QS. al-Maa'un: 1-3).

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman, "Maka terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap pengemis janganlah menghardik." (QS. Adh-Dhuha: 9-10). Ibnu Abbas berkata, "Ketika Allah 'Azza wa jalla menurunkan ayat- Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang hak - (QS. al-An'am: 152; QS. al-Isra': 34)' dan 'Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim dengan dzalim' (QS. an_Nisa': 10), ayat ini berangkat dari keadaan orang-orang yang mengasuh anak yatim, yang mana mereka memisahkan makanan mereka dan makanan anak itu, minuman mereka dan minuman anak itu, mereka mengutamakan makanan anak itu daripada diri mereka, makanan anak itu diasingkan di suatu tempat sampai dimakannya atau menjadi basi, hal itu sangat berat bagi mereka, kemudian mereka mengadu kepada Rasulullah SAW. Lalu Allah menurunkan ayat, 'Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang anak yatim, katakanlah, 'Berbuat baik kepada mereka adalah lebih baik; dan jika kalian bercampur dengan mereka, mereka adalah saudara-saudaramu' (QS. al-Baqarah: 220). Kemudian orang-orang itu menyatukan makanan ereka dengan anak yatim."

Sumber: Majalah Alkisah.com

Beberapa Cara Mati


Mati adalah sebuah rahasia dan hanya Allah Swt. yang mengetahui kapan seseorang itu mati. Tidak akan ada manusia yang mengetahui saat detik nyawanya dicabut, dan di wilayah bumi mana akan ditemuinya ajalnya itu.
Usia seseorang telah ditentukan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ada yang berumur panjang sampai lebih seribu tahun seperti nabi Adam Alaihissalam dan ada pula yang sampai ratusan tahun lamanya seperti nabi Nuh Alaihissalam. Tetapi ada pula yang berumur pendek hanya beberapa detik saja hidup di dunia ini. Junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam berusia 63 tahun saat wafatnya dan Beliau pernah bersabda bahwa umur umatku seperti umurku yaitu antara 60 sampai 70 tahun.
Ada beberapa cara kematian yang menimpa umat manusia. Di antara cara-cara kematian itu adalah:

1.      Allah sendiri yang mematikan.
Ada beberapa ayat yang menerangkan akan hal ini, antara lain :

Surat az Zumar ayat 42
az-zumar42.png 
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.”

Surat Al Hajj ayat 66
al-hajj66.png 
“Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), Sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat.”

Surat Al Mulk ayat 2
al-mulk2.png 
“yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,”


2.      Dimatikan oleh Malaikat Maut
Cara kematian yang kedua adalah Allah memerintahkan malaikat maut untuk melakukan pencabutan nyawa makhluk Allah, sebagai Wakil Allah dalam melaksanakan ketentuan Allah itu. Keterengan akan hal ini terdapat dalam beberapa ayat, antara lain :

Surat As Sajadah ayat 11
as-sajdah11.png 
Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.”


3.      Diwafatkan oleh beberapa Malaikat
Cara kematian yang ketiga adalah dimatikan oleh beberapa Malaikat yang diutuskan Allah untuk mencabut nyawa makhluk-Nya itu. Sehingga tidak usah heran jika terjadi bencana alam, dan ratusan ribu nyawa melayang dalam waktu yang bersamaan, Malikat Pencabut nyawa dapat dengan mudah melakukannya, sebab ada tidak terhingga banyaknya Malaikat yang diserahi tugas mencabut nyawa manusia itu.
Ada beberapa ayat yang menceritakan hal ini, antara lain :

Surat Al An’am ayat 61
 al-anam61.png
Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, dia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- Malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.”
Sebagian ulama mengatakan para malaikat pencabut nyawa ini adalah tentara-tentara Malaikat Maut yang  membantu mencabut nyawa manusia dan jin.

Surat Al Anfal ayat 50
 al-anfal50.png
“kalau kamu melihat ketika Para Malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri).
Pada saat nyawa seseorang diambil di saat kematiannya, biasanya mata orang itu akan terbuka dan mengikuti perjalanan ruhnya itu. Sehingga tidak usah heran jika seseorang yang sakit dan tidak mampu lagi membuka kedua matanya selama beberapa hari di saat sakitnya itu, mendadak saat detik detik nyawanya berangkat dia malah dapat membuka matanya itu. Sedangkan arah pandangan matanya mengikuti perjalanan ruhnya yang dicabut Malaikat dari arah ubun ubunnya. Itulah sebabnya mengapa bola matanya mengarahkan pandangannya saat terakhir itu ke arah atas kepalanya.
Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda: “Apakah kalian tidak melihat manusia pada saat mengalami kematiannya matanya terbuka?” Para sahabat menjawab: “Benar”. Nabi bersabda: “Itu terjadi karena pengelihatannya mengikuti kepergian rohnya” (HR. Imam Muslim)

Cara Malaikat Mencabut Nyawa Orang Kafir
Jika orang mu’min mati dalam rahmat kasih sayang Allah, sebaliknya orang kafir mati dengan azab dan kesakitan yang luar biasa. Malaikat akan memukukl wajah dan punggung mereka karena bencinya terhadap manusia yang seumur hidupnya mendurhakai Allah dan menginjak-injak hukum agama-Nya.
Ada beberapa ayat menerangkan dalam al Qur’an yang menerangkan cara matinya orang-orang kafir, antara lain :

Surat An Nahl Ayat 28
 al-nahl28.png
“(yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh Para Malaikat dalam Keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun". (Malaikat menjawab): "Ada, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang telah kamu kerjakan".

Surat Al Anfal ayat  50
al-anfal50.png 
“Kalau kamu melihat ketika Para Malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri).”

Surat Muhammad ayat  27
muhammad27.png 
Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila Malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul-mukul muka mereka dan punggung mereka?”

Surat Al An’am  ayat 93
al-an'am93.png 
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", Padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah." Alangkah dahsyatnya Sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang Para Malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.”

Sewajibnya kita kaum muslimin yakin dengan keterangan ayat-ayat Allah ini. Tidak dapat dibayangkan bagaimana menderita mati dalam murka Allah. Padahal saat sakaratul maut saja sudah penuh dengan huru hara. Manusia akan merasakan haus yang amat sangat, lemah badan dan batinnya, ditambah dengan derita rasa sakit jasmani yang dirasa, dan yang paling mengerikan adalah godaan syaitan yang hendak menyesatkannya agar mati dalam kekafiran serta terlepas dari keimanan. Bagaimana  pula jika ditambah dengan pukulan malaikat pada wajah dan punggungnya? Na’udzubillah…..
Semoga Allah menjaga kita saat kematian menjemput kita dan semoga kita mati dengan cara yang aman dan penuh kasih sayang Allah. Allahumma hawwin ‘alaina fi sakaratil maut……. Amin….
Wallahu A’lam bishshawab

Sumber: http://tengkuzulkarnain.net/

Minggu, 01 Januari 2012

KISAH MANUSIA DI HARI QIYAMAH


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
رُوِىَ أَنَّهُ إِذاَ جَمَعَ اللهُ النَّاسَ فىِ صَعِيْدٍ واَحِدٍ يَوْمَ القِياَمَةِ أَقْبَلَتْ النَّارُ يَرْكَبُ بَعْضُهاَ بَعْضاً وَخَزَنَتُهاَ يَكِفُوْنَهُ عَنِ النَّاسِ وَهِىَ تَقُوْلُ وَعِزَّةِ رَبِّى لَيَخْلِيَنَّ بَيْنِى وَبَيْنَ أَزْواَجِى فَيَقُوْلُوْنَ لَهاَ وَمَنْ أَزْواَجُكَ فَتَقُوْلُ كُلُّ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ

Diriwayatkan Bahwa Nabi Muhammad Saw, di saat Allah mengumpulkan semua manusia dari semenjak Nabi Adam as di sebuah lapangan pada hari Qiyamah, tiba-tiba datang kobaran api yang sangat besar menghampiri manusia, para malaikat pada berjaga-jaga, namun api itu berkata ;
Api                     Demi kemuliaan tuhanku sungguh aku akan menjemput serta mendekap suami-suamiku,
Manusia            Hai api, siapa suami-suamimu itu ?
Api                     Suami-suamiku adalah setiap orang takabur nan sombong.
فَلاَيَزاَلُ النَّاسُ يَمُوْجُ بَعْضُهُمْ فىِ بَعْضِ أَلْفَ عاَمٍ وَاللهُ تَعاَلىَ لاَيُكَلِّمُهُمْ كَلِمَةً واَحِدَةً فَيَشْتَدَّ الهَوْلُ عَلَى أَهْلِ المَوْقِفِ حَتَّى يَتَمَنَّوا الإِنْصِراَفَ مِنْ هَذاَ المَوْقِفِ وَلَوْ إِلىَ جَهَنَّمَ

Semua manusia pada mundur berdesak-desakan selama 1000 (seribu) tahun, selama itu pula Allah tidak menyahut permohonan mereka, mereka semua di biarkan berdesak-desakan, terjadilah kerusuhan yang luar biasa hingga mereka mengharap sekali keluar dari kerusuhan itu meskipun harus masuk ke jurang neraka Jahannam.
فَيَقُوْلُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ إِذْهَبُوْا إِلىَ أَبِيْكُمْ آدَمَ فَيَأْتُوْنَ آدَمَ فَيَقُوْلُوْنَ ياَأَباَالبَشَرِ الأَمْرُ عَلَيْناَ شَدِيْدٌ وَأَنْتَ الَّذِى خَلَقَكَ اللهُ بِيَدِهِ وَأَسْجَدَ لَكَ مَلاَئِكَتُهُ وَنُفِخَ فِيْكَ مِنْ رُوْحِهِ اِشْفَعْ لَناَ فىِ فَصْلِ القَضاَءِ اشْفَعْ لَناَ إِلىَ رَبِّكَ لِيَقْضِى بَيْنَناَ

Sebagian manusia berkata pada yang lainnya, mari kita cari Nabi Adam mudah-mudahan Nabi Adam bisa menolong dari kerusuhan ini, lalu mereka semua berbondong-bondong mencari Nabi Adam as selama seribu tahun, setelah bertemu Nabi Adam as, mereka berkata ;
Wahai bapak semua manusia, kami semua mengalami kesulitan besar, engkau yang Allah ciptakan dengan kekuasaan Nya, yang malaikat tunduk di hadapanmu, di tiupkan kepadamu dari ruh yang di ciptakan Allah, tolonglah kami dalam Fashal-Qodlo ini !, memohonkan pertolongan kepada tuhanmu agar kami segera di jalankan keadilan hukum !!
فَيَقُوْلُ لَسْتُ هُناَكَ إِنِّى قَدْ أُخْرِجْتُ مِنَ الجَنِّةِ بِخَطِيْئَةٍ وَأَنَّهُ لَيْسَ يُهِمُّنِى اليَوْمَ إِلاَّ نَفْسِى وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِنُوْحٍ فَإِنَّهُ أَوَّلُ المُرْسَلِيْنَ

Nabi Adam      as menjawab, Aku bukanlah orang yang dapat menolong kamu sekalian, sungguh aku telah dikeluarkan dari sorga lantaran sebuah kehilafan memakan buah terlarang, hari ini tidak ada yang meresahkan aku melainkan memikirkan aku sendiri dan kehilafanku itu, akan tetapi coba temui Nabi Nuh as siapa tahu beliau dapat memberi pertolongan, karena beliau adalah orang pertama yang menjadi rosul !! 
فَيَأْتُوْنَ نُوْحاً وَيَقُوْلُوْنَ لَهُ اشْفَعْ لَناَ إِلىَ رَبِّكَ لِيَقْضِى بَيْنَناَ

Kemudian mereka mencari Nabi Nuh seribu tahun dan ketika bertemu Nabi Nuh as mereka berkata ;
Wahai Nabi Nuh rosul yang tertama, kami semua mengalami kerusuhan besar, tolongilah kami !, agar memohonkan pertolongan kepada tuhanmu agar kepada kami segera di jalankan keadilan hukum !!
فَيَقُوْلُ لَسْتُ هُناَكَ إِنِّى دَعَوْتُ دَعْوَةً أَغْرَقَتْ أَهْلَ الأَرْضِ وَأَنَّهُ لَيْسَ يُهِمُّنِى اليَوْمَ إِلاَّ نَفْسِى وَلَكِنِ ائْتَوْا إِبْراَهِيْمَ الَّذِى اتَّخَذَهُ اللهُ خَلِيْلاً

Nabi Nuh as menjawab, Aku bukanlah orang yang dapat menolong kamu sekalian, sungguh aku telah berdo’a dengan do’a yang menenggelamkan penghuni bumi, aku merasa hal itu sebuah kehilafan dan hari ini tidak ada yang meresahkan pada diriku melainkan kehilafan itu, coba temui Nabi Ibrahim yang menjadi kekasih Allah !!
فَيَأْتُوْنَ إِبْراَهِيْمَ فَيَقُوْلُوْنَ اِشْفَعْ لَناَ إِلىَ رَبِّكَ لِيَقْضِى بَيْنَناَ

Kemudian mereka mencari Nabi Ibrahim as seribu tahun dan ketika bertemu mereka berkata ;
Wahai Nabi Ibrahim rosul kekasih Allah, kami semua mengalami kerusuhan besar, tolonglah kami !, memohonkan pertolongan kepada tuhanmu agar kami segera di berlakukan keadilan hukum !!
فَيَقُوْلُ لَسْتُ هُناَكَ إِنِّى قَدْ كَذَّبْتُ فىِ الإِسْلاَمِ ثَلاَثَ كَذَباَتٍ وَهِىَ قَوْلُهُ سَقِيْمٌ وَقَوْلُهُ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيْرُهُمْ هَذاَ وَقَوْلُهُ ِلإِمْرَأَتِهِ إِنَّهاَ أُخْتِى وَلَيْسَ يُهِمُّنِى اليَوْمَ إِلاَّ نَفْسِى وَلَكِنْ ائْتَوْنَ مُوْسَى الَّذِى كَلَّمَهُ اللهُ مُوْسَى تَكْلِيْماً 

Nabi Ibrahim   menjawab, Aku bukanlah orang yang dapat menolong kamu sekalian, sungguh aku telah melakukan 3 (tiga) kali perbuatan dusta yaitu mengatakan sakit, mengatakan penghancur berhala-berhala kecil adalah berhala paling besar dan mengatakan saudara perempuan pada istriku, dan hari ini tidak ada yang meresahkan aku melainkan kehilafan itu, coba temui Nabi Musa as yang Allah Swt berbicara padanya dengan jelas !!

PERINGATAN
Berkenaan dosa Nabi Adam, Nabi Nuh Nabi Ibrahim dan Nabi-nabi lainnya adalah sesungguhnya bukan dosa karena di balik semua itu terdapat hikmah, karena Nabi terjaga dari berbuat dosa, Nabi Ibrahim 3 (tiga) kali melakukan kehilafan yang mengandung hikmah adalah sebagai berikut :
1.   Mengatakan sakit padahal tidak sakit, ketika di ajak kaum penyembah berhala agar beliau mengikuti acara makan-makan beserta mereka di hadapan berhala-berhala, sebagaimana firman Allah Swt ;
فَقَالَ إِنِّي سَقِيمٌ ( الصافات 89)
Artinya :
Kemudian ia (Ibrahim) berkata: "Sesungguhnya aku sakit".
2.    Mengatakan yang menghancurkan berhala-berhala kecil adalah berhala yang paling besar, ketika beliau di tanya Namrud “siapa yang menghancurkan berhala ?”, sebagaimana firman Allah Swt ;
قَالَ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا فَاسْأَلُوهُمْ إِنْ كَانُوا يَنْطِقُونَ (الأنبياء 63)
Artinya :
Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara".
3. Mengatakan saudara perempuannya pada istrinya, ketika beliau di tanya seorang raja yang dlolim, “siapa perempuan yang bersamanya ?”.
Kembali ke kisah…
فَيَأْتُوْنَ مُوْسَى فَيَقُوْلُ لَسْتُ هُناَكَ إِنِّى قَتَلْتُ نَفْساً بِغَيْرِ حَقٍّ لَيْسَ يُهِمُّوْنِى اليَوْمَ إِلاَّ نَفْسِى وَلَكِنْ ائْتُوْا عِيْسَى رُوْحُ اللهِ وَكَلِمَتُهُ

Kemudian mereka (semua manusia) mencari Nabi Musa seribu tahun dan ketika bertemu Musa as menjawab ;
Aku bukanlah orang yang dapat menolong kamu sekalian, sungguh aku telah menghilangkan nyawa orang, yaitu meninju seorang suku Qibti sampai meninggal, dan hari ini tidak ada yang meresahkan aku melainkan kehilafan itu, coba temui Nabi Isa as, karena Isa adalah Ruhullah ( Ruh yang di ciptakan Allah ) dan Kalimatullah ( Utusan Allah ) 
فَيَأْتُوْنَهُ فَيَقُوْلُ إِنِّى اتَّخَذْتُ وَأُمِّى إِلَهَيْنِ مِنْ دُوْنِ اللهِ وَإِنِّى لاَيُهِمُّنْىِ اليَوْمَ إِلاَّ نَفْسِى وَلَكِنْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كاَنَ ِلأَحَدٍ بِضاَعَةٌ فَجَعَلَهاَ فىِ كَيْسٍ ثُمَّ خَتَمَ عَلَيْهاَ أَكاَنَ يَصِلُ إِلىَ ماَفىِ الكَيْسِ حَتَّى يَفِضُ الخَتْمَ

Kemudian mereka mencari Nabi Isa as seribu tahun dan ketika bertemu, Isa menjawab ;
Aku bukanlah orang yang dapat menolong kamu sekalian, sungguh aku telah menjadikan aku dan ibuku sebagai tuhan dari selain Allah, dan hari ini tidak ada yang meresahkan aku melainkan kehilafan itu, tetapi apakah diantara kalian memiliki bekal lalu dimasukan kedalam kantung dan masing-masing memberi tanda pada kantung itu dan kemudian mengambil bekal itu sedikit demi sedikit hingga habis ??
فَفَيَقُوْلُوْنَ لاَ فَيَقُوْلُ إِنَّ مُحَمَّداً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خاَتَمُ الأَنْبِياَءِ وَقَدْ واَفىَ اليَوْمَ وَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ ماَتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَماَتَأَخَرَ ائْتُوْهُ

Mereka (orang-orang) menjawab Tidak, kemudian Nabi Isa berkata, Sesungguhnya Muhammad Saw adalah Nabi terakhir hari ini keinginan akan dapat terpenuhi, Allah telah mengampuni segala dosa-dosa Muhammad baik yang terdahulu atau dosa berikutnya, coba temui beliau !!
فَيَأْتُوْنَهُ فَيَقُوْلُ أَناَ لَهاَ أُمَّتِى أُمَّتِى ثُمَّ يَخِرُّ ساَجِداً تَحْتَ العَرْشِ كَسُجُوْدِ الصَّلاَةِ فَيُقاَلُ ياَمُحَمَّدٌ اِرْفَعْ رَأْسَكَ وَسَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشْفَعْ

Kemudian mereka mencari Nabi Muhammad Saw seribu tahun, ketika bertemu, Nabi Muhammad menjawab ;
Aku-lah yang akan memohonkan pertolongan kepada tuhanku, wahai ummatku, ummatku ….” Lalu Nabi Muhammad bersujud di bawah Arasy seperti halnya sujud dalam sholat, dan Allah Swt berkata ; “Hai Muhammad ! angkatkan kepalamu, mintalah ! niscaya aku berikan, mintalah pertolongan niscaya aku berikan pertolongan !!”
فَيَرْفَعُ رَأْسَهُ وَيَشْفَعُ فىِ فَصْلِ القَضاَءِ ثُمَّ أَنَّ أَهْلَ المَوْقِفِ يَنْصَرِفُوْنَ مِنْ هَذاَ المَوْقِفِ إِلىَ الحِساَبِ

Lalu Nabi Muhammad mengangkatkan kepalanya dan Beliau di berikan pertolongan di Fashal-Qodlo . kemudian semua orang ahli mauqif keluar dari mauqif ini menuju ke tempat Hisab.
وَلاَيَناَلُ شَيْءٌ مِنْ هَذاَ الهَوْلِ الأَنْبِياَءَ وَالأَوْلِياَءَ وَلاَساَئِرَ العُلَماَءِ لِقَوْلِهِ تَعاَلىَ لاَيَحْزَنُهُمْ الفَزَعُ الأَكْبَرُ

Sedikitpun dari kerusuhan ini tidak sampai mengenai para nabi, para wali dan para Ulama, karena firman Allah Swt ;
لاَيَحْزَنُهُمْ الفَزَعُ الأَكْبَرُ
Artinya :
“Mereka tidak di susahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari Qiyamah)” ( Al-Anbiya 103 )

فَهُمْ آمِنُوْنَ مِنْ عَذاَبِ اللهِ لَكِنَّهُمْ يَخاَفُوْنَ خَوْفَ إِجْلاَلٍ وَإِعْظاَمٍ

Mereka ( para Nabi, para Wali dan para Ulama) meyakini siksa Allah akan tetapi mereka merasa takutnya lantaran takut dengan mengagungkan dan memuliakan.
وَقِيْلَ أَنَّ الَّذِى يَذْهَبُ إِلىَ الأَنْبِياَءِ لِطَلَبِ الشَّفاَعَةِ رُؤُساَءِ أَهْلِ المَوْقِفِ وَماَبَيْنَ إِتْياَنِهِمْ مِنْ نَبِىٍّ إِلىَ نَبِىٍّ أَلْفَ عاَمٍ

Dalam sebuah riwayat di katakan, sesungguhnya orang-orang yang berbondong-bondong menemui para nabi untuk meminta Syafaat adalah para pimpinan ahli Mauqif dan perjalanan yang di tempuh mereka antara satu nabi ke nabi yang lain adalah selama seribu tahun 
وَقِيْلَ الَّذِى يَسْعَى لِلأَنْبِياَءِ فىِ طَلَبِ الشَّفاَعَةِ العُلَماَءِ العاَمِلُوْنَ

Dalam sebuah riwayat lain dikatakan pula, bahwa orang-orang yang berbondong-bondong menemui para Nabi dalam meminta Syafaat adalah para Ulama yang beramal
وَهَذِهِ الشَّفاَعَةُ تَعُمُّ جَمِيْعَ الخَلْقِ مِنْ إِنْسٍ وَجِنٍّ وَمُؤْمِنٍ وَكاَفِرٍ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ وَمِنْ غَيْرِهاَ وَلِذَلِكَ تُسَمَّى الشَّفاَعَةُ العُظْمَى وَهِىَ أَوَّلُ المَقاَمِ المَحْمُوْدِ أَىْ الَّذِى يَحْمِدُهُ فِيْهِ الأَوَّلُوْنَ وَالآخِرُوْنَ وَآخِرُهُ إِسْتِقْراَرُ أَهْلِ الجَنَّةِ فىِ الجَنَّةِ وَأَهْلِ النَّارِ فىِ النَّارِ وَتَجْتَمِعُ الأَنْبِياَءُ حِيْنَئِذٍ تَحْتَ لِواَئِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Syafaat ( pertolongan ) ini mencakup semua makhluq manusia, jin, mukmin, kafir, dan lain sebagainya dari ummat ini, oleh karenanya di namakan “Syafa’atul Udzma” artinya pertolongan besar, yaitu permulaan “Maqom mahmud” artinya tempat yang terpuji, karena semua ummat dari semenjak Nabi Adam as hingga Ummat terakhir pada memuji Nabi Muhammad, akhirnya ahli sorga masuk ke sorga sedang ahli neraka masuk ke neraka dan semua para Nabi dan rosul berada di bawah bendera Nabi Muhammad Saw. 
وَهَذِهِ الشَّفاَعَةُ مُخْتَصَةٌ بِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَهُ شَفاَعاَتٌ أَخَرُ بَلْ وَلِغَيْرِهِ مِنَ الأَنْبِياَءِ وَالعُلَماَءِ وَالصَّالِحِيْنَ إِلاَّ أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ الَّذِى يَفْتَحُ لَهُمْ باَبَ الشَّفاَعَةِ ِلأَنَّهُمْ لاَيَتَجاَسِرُوْنَ عَلَى الشَّفاَعَةِ قَبْلَهُ لِعَظْمِ الجَلاَلِ يَوْمَئِذٍ

Syafa’atul Udzma adalah sebuah pertolongan atau Syafa’at yang di khususkan pada Nabi Muhammad Saw. Beliau memiliki banyak Syafaat lainnya, bahkan bagi selain beliau baik para nabi para ulama ataupun orang-orang soleh pada memiliki syafaat untuk menolong orang lain. Baginda Nabi adalah yang membuka atau Syafaat perdana bagi syafaat-syafaat lain, karena mereka tidak berani mengeluarkan syafaat sebelum Syafaat Nabi karena besarnya Syafaatul-udzma Nabi ini.
Allah mengetahui segalanya…
Daftar Pustaka : Kitab Tizan Ad-Daruriy - Syekh Nawawi Al-Bantaniy