Minggu, 30 Oktober 2011

Pengkhianatan Iblis Kepada Pengikutnya

Syetan adalah musuh manusia yang paling nyata. Meski begitu, ada banyak manusia yang terpengaruh dengan bujukan, bisikan dan rayuan syetan, sehingga terjerumus ke dalam perangkap yang sudah disediakan syetan diberbagai tempat.

 Perangkap syetan tidak saja ditujukan kepada manusia biasa, bahkan manusia berilmu agama setara dengan ulama pun menjadi sasarannya. bahkan terhadap mereka, godaannya semakin besar. Sedemikian rupa cara syetan menggoda, sehingga banyak manusia yang terperangkap dengan godaannya.

Ada kisah yang terjadi pada zaman dahulu, sebelum Nabi Muhammad SAW lahir, yang terjadi pada bangsa Yahudi.
Di suatu negeri, seorang rabbi Yahudi tersohor, Barshisha, memiliki 60.000 murid yang bisa berjalan di udara berkat do'anya. Tapi ironisnya, Barshisha mati dalam keadaan kafir. Sedangkan, hampir semua orang, bahkan malaikat tahu, bahwa ia sangat tekun beribadah kepada Allah SWT.

Barshisha telah 70 tahun lamanya dengan tekun beribadah di dalam biara, hingga jin dan syetan pun telah lama berputus asa menggoda. Segala upaya telah dijalankan untuk menggelincirkan rabbi itu, tetapi semuanya sia-sia belaka.

Allah SWT berfirman kepada para malaikat yang keheranan itu, "Kenapa kalian heran dengan ibadahnya? Sesungguhnya Aku Maha tahu dalam ilmu-Ku, bahwa dia akan menjadi kafir dan masuk ke neraka (dalam keadaan) kekal di sana."

Iblis mendengar hal itu dan mengetahui bahwa kecelakaan rabbi itu berada diatas tangannya. Lalu iblis datang ke biara rabbi tersebut dengan menyamar sebagaimana dirinya, juga seorang rabbi, ditambah dengan penampilannya yang meyakinkan (dengan berpakaian dari bahan kain tenun kasar).

"Siapakah kamu? Apakah tujuanmu?" tanya Barshisha kepada tamunya yang baru datang.

"Aku adalah seorang ahli ibadah yang akan membantumu beribadah kepada Allah", ujar iblis.

"Barang siapa hendak beribadah kepada Allah, Allah akan mencukupinya dengan seorang teman."

Iblis masuk ke dalam biara itu dan mengikuti ibadah yang dilakukan Barshisha selama tiga hari dalam keadaan tidak tidur, tidak makan dan tidak minum.

Setelah mengamati cara ibadah temannya itu, Barshisha heran, "Aku berpuasa, aku tidur, aku makan dan aku minum, sedangkan engkau tidak makan dan tidak minum. Sesunggunya aku telah beribadah selama 70 tahun, tetapi aku belum mampu meninggalkan makan dan minum. Lalu, bagaimana caranya agar aku menjadi orang yang sepertimu?"

Iblis menjelaskan, "Pergilah kamu, lalu kamu berbuat maksiat kepada Allah. Setelah itu, kamu bertaubat kepada-Nya, karena sesungguhnya Dia Maha Penyayang, sehingga kamu akan menemukan manisnya taat."

Mendengar saran temannya itu, Barshisha bertambah heran, "Bagaimana aku bisa berbuat maksiat kepada-Nya, setelah aku beribadah kepada-Nya bertahun-tahun?"

"Seorang manusia, jika telah berbuat dosa memerlukan maaf dan ampunan."

"Dosa apakah yang kamu tunjukkan kepadaku?"

"Zina."

"Aku tidak akan melakukannya."

Iblis memberikan alternatif lainnya, "Bunuhlah seorang mukmin."

"Aku tidak akan melakukannya."

Iblis memberikan pilihan lainnya, "Minumlah minuman keras (arak), karena itu lebih ringan dan kamu hanya dimusuhi oleh Allah."

"Dimana aku bisa mendapatkannya?"

"Pergilah ke daerah anu." Iblis memberikan petunjuk suatu tempat untuk bermabuk-mabukan yang "aman" bagi si rabbi Yahudi tadi.
Barshisha setuju dan mengikuti saran iblis.

Pada suatu saat, Iblis berhasil menggoda rabbi Yahudi tersebut dengan sebuah perangkap yang menjebak dirinya pada perbuatan maksiat. Iblis itu sebelumnya telah mencekik seorang gadis jelita sehingga kesurupan. Sebaliknya, Iblis memberikan pelajaran kepada Barshisha bagaimana cara menyembuhkan seseorang dari kesurupan.

Gadis itu oleh keluarganya, atas petunjuk Iblis, dibawa ke tempat Barshisha untuk diobati. Karena parah, gadis tersebut ditinggal sebentara di biara. Dalam keadaan sepi, Barshisha yang sedang mabuk khamr, tergoda dengan kemolekan gadis itu, ditambah dengan bisikan Iblis, maka terbujuklah dirinya untuk menzinahi gadis tersebut.

Beberapa bulan kemudian, gadis itu hamil. Tentu saja, Barshisha merasa takut, sekaligus malu kalau perbuatannya diketahui orang, khususnya keluarga gadis tersebut. Sekali lagi, terbujuk oleh godaan Iblis, Barshisha membunuh gadis itu dan menguburkannya di suatu tempat.

Keluarga gadis yang menengok kerabatnya merasa kecewa, ternyata saudaranya telah meninggal. Dalam situasi kritis ini, kembali iblis tampil dengan memberikan petunjuk kepada keluarga gadis itu lewat mimpi, bahwa sebetulnya kerabatnya itu tidak mati karena sakit, melainkan dibunuh oleh Bashisha dan dikubur di suatu tempat.

Segera keluarga gadis tersebut menggali kubur saudarinya dan menyaksikan ada luka senjata tajam pada tubuhnya.

Barshisha tidak bisa mengelak lagi, dan kemudian dihukum oleh penguasa pada waktu itu. Hukumannya adalah delapan puluh kali deraan utnuk perbuatan minum khamr, seratus kali deraan untuk perbuatan zina, dan disalib karena perbuatan pembunuhan.

Pada saat Barshisha disalib tapi belum menemui ajal, datanglah iblis kepadanya dalam rupa semula sambil berkata, "Bagaimana kamu melihat keadaanmu sendiri?"

Barshisha menyesal, "Barang siapa yang taat kepada teman yang jelek, beginilah keadaannya."

Syetan: "Andai kamu menghendaki, aku bisa menurunkanmu."

Barshisha: "Aku menghendakinya dan akan memberikan apa-apa yang kamu kehendaki."

Syetan: "Bersujudlah kamu kepadaku dengan sekali sujud saja."

Barshisha: "Bagaimana aku bersujud di atas tiang (kayu)?"

Syetan: "Dengan isyarat saja."

Lalu Barshisha bersujud kepada iblis dengan menundukkan kepalanya, maka kufurlah dia.

Sesudah Barshisha kufur, Iblis berkata, "Sesungguhnya aku berlepas diri darimu, sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam."

Maka, begitulah nasib si rabbi, yang tadinya alim itu akhirnya mati dalam keadaan kufur karena godaan Iblis.


Catatan:

Cerita ini diriwayatkan oleh Abu Ishaq Ahmad bin Muhammad as-Sa'labi dengan sanad yang marfu dari Ibnu Abbas. Juga oleh Abdurrazak dan Ibnu Rahawaih, dan Imam Ahmad di dalam kitab "Az-Zuhud", oleh Abd bin Hunaid dan al-Bukhari, Ibnu Jarir, Ibnu Mundzir, al-Hakim dan Abu Mardawaih. Semua riwayat ini lewat Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Riwayat dari Ibnu Abi Dun-ya dan dari Ibnu Mardawaih dari hadits Ubaid bin Abi Rifa'ah lewat sayyidina Ali bin Abi Thalib agak berbeda, tetapi maksudnya sama. Juga hampir sama riwayat dari Wahb bin Munabbih yang disampaikan oleh Ibnul Jauzi al-Baghdadi.

Kisah seperti ini, yakni penghianatan Iblis terhadap pengikutnya, terabadikan dalam surat al-Hasyr ayat 16 sebagai berikut: "(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syetan ketika dia berkata kepada manusia:, "Kafirlah kamu", maka, tatkala manusia telah kafir, ia berkata, "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam." - QS.al-Hasyr (59): 16.

--- ooo ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar