Sabtu, 07 Januari 2012

YATIM

Sebagai kata , yatim berasal dari kata "yatama-yaitamu-yatmu", yang berarti "sedih, sendiri, lambat". Adapun menurut istilah syara', yaitu anak yang ditinggal mati ayahnya sebelum mencapai baligh, baik ia kaya maupun miskin, laki-laki ataupun perempuan, Islam maupun non-Islam. Sedangkan anak yang kedua orang tuanya telah meninggal,  dalam istilah  di sebut yatim-piatu. Namun istilah piatu ini hanya dikenal di Indonesia, sedangkan dalam literatur fiqih klasik hanya dikenal istilah yatim.

Anak kecil yang dipelihara ibunya atau kakek-neneknya atau orang lain yang disebabkan perceraian orang tuanya, atau sebab lain, tidak dikategorikan sebagai anak yatim.

Batas seorang anak disebut yatim, adalah ketika anak tersebut telah baligh dan dewasa, berdasarkan sebuah hadits yang menceritakan, bahwa Ibnu Abbas ra pernah menerima surat dari Najdah bin Amir yang berisi beberapa pertanyaan, salah satunya tentang batasan seseorang disebut yatim. Ibnu Abbas menjawab, "Dan kamu bertanya kepada saya tentang anak yatim, kapan terputus sebutan yatim itu. Sesungguhnya sebutan itu putus bila ia sudah baligh dan menjadi dewasa".

Anak yatim adalah anak yang belum dewasa dan tidak mempunyai bapak lagi karena telah meninggal dunia. Batasan umur anak yatim adalah sampai baligh, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, "Tidak ada keyatiman lagi setelah mimpi (dewasa)." (HR. Abu Dawud).

Anak yatim mempunyai tempat khusus dalam ajaran Islam, dan tidak kurang dari 23 kali al-Qur'an menyebutkan dalam berbagai konteks, yakni 8 kali dalam mufrad (tunggal), 1 kali mutsanna (berbilang dua), dan 14 kali dalam bentuk jama' (banyak). Ayat-ayat tersebut memerintahkan kepada kaum muslimin pada umumnya dan pada karib kerabat pada khususnya untuk menyantuni, membela, dan melindungi anak yatim, serta melarang dan mencela orang-orang yang menyia-nyiakan dan bersikap kasar atau mendzalimi mereka.

Di dalam ajaran Islam, mereka semua mendapat perhatian khusus melebihi anak-anak yang masih memiliki orang tua. Islam memeritahkan kaum muslimin untuk senantiasa memperhatikan nasib mereka, berbuat baik kepada mereka, mengurus dan mengasuh mereka sampai dewasa. Islam juga memberi nilai yang sangat istimewa bagi orang-orang yang benar-benar menjalankan perintah ini. Allah SWT berfirman, "Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin." (QS. al-Maa'un: 1-3).

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman, "Maka terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap pengemis janganlah menghardik." (QS. Adh-Dhuha: 9-10). Ibnu Abbas berkata, "Ketika Allah 'Azza wa jalla menurunkan ayat- Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang hak - (QS. al-An'am: 152; QS. al-Isra': 34)' dan 'Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim dengan dzalim' (QS. an_Nisa': 10), ayat ini berangkat dari keadaan orang-orang yang mengasuh anak yatim, yang mana mereka memisahkan makanan mereka dan makanan anak itu, minuman mereka dan minuman anak itu, mereka mengutamakan makanan anak itu daripada diri mereka, makanan anak itu diasingkan di suatu tempat sampai dimakannya atau menjadi basi, hal itu sangat berat bagi mereka, kemudian mereka mengadu kepada Rasulullah SAW. Lalu Allah menurunkan ayat, 'Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang anak yatim, katakanlah, 'Berbuat baik kepada mereka adalah lebih baik; dan jika kalian bercampur dengan mereka, mereka adalah saudara-saudaramu' (QS. al-Baqarah: 220). Kemudian orang-orang itu menyatukan makanan ereka dengan anak yatim."

Sumber: Majalah Alkisah.com

Beberapa Cara Mati


Mati adalah sebuah rahasia dan hanya Allah Swt. yang mengetahui kapan seseorang itu mati. Tidak akan ada manusia yang mengetahui saat detik nyawanya dicabut, dan di wilayah bumi mana akan ditemuinya ajalnya itu.
Usia seseorang telah ditentukan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ada yang berumur panjang sampai lebih seribu tahun seperti nabi Adam Alaihissalam dan ada pula yang sampai ratusan tahun lamanya seperti nabi Nuh Alaihissalam. Tetapi ada pula yang berumur pendek hanya beberapa detik saja hidup di dunia ini. Junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam berusia 63 tahun saat wafatnya dan Beliau pernah bersabda bahwa umur umatku seperti umurku yaitu antara 60 sampai 70 tahun.
Ada beberapa cara kematian yang menimpa umat manusia. Di antara cara-cara kematian itu adalah:

1.      Allah sendiri yang mematikan.
Ada beberapa ayat yang menerangkan akan hal ini, antara lain :

Surat az Zumar ayat 42
az-zumar42.png 
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.”

Surat Al Hajj ayat 66
al-hajj66.png 
“Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), Sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat.”

Surat Al Mulk ayat 2
al-mulk2.png 
“yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,”


2.      Dimatikan oleh Malaikat Maut
Cara kematian yang kedua adalah Allah memerintahkan malaikat maut untuk melakukan pencabutan nyawa makhluk Allah, sebagai Wakil Allah dalam melaksanakan ketentuan Allah itu. Keterengan akan hal ini terdapat dalam beberapa ayat, antara lain :

Surat As Sajadah ayat 11
as-sajdah11.png 
Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.”


3.      Diwafatkan oleh beberapa Malaikat
Cara kematian yang ketiga adalah dimatikan oleh beberapa Malaikat yang diutuskan Allah untuk mencabut nyawa makhluk-Nya itu. Sehingga tidak usah heran jika terjadi bencana alam, dan ratusan ribu nyawa melayang dalam waktu yang bersamaan, Malikat Pencabut nyawa dapat dengan mudah melakukannya, sebab ada tidak terhingga banyaknya Malaikat yang diserahi tugas mencabut nyawa manusia itu.
Ada beberapa ayat yang menceritakan hal ini, antara lain :

Surat Al An’am ayat 61
 al-anam61.png
Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, dia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- Malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.”
Sebagian ulama mengatakan para malaikat pencabut nyawa ini adalah tentara-tentara Malaikat Maut yang  membantu mencabut nyawa manusia dan jin.

Surat Al Anfal ayat 50
 al-anfal50.png
“kalau kamu melihat ketika Para Malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri).
Pada saat nyawa seseorang diambil di saat kematiannya, biasanya mata orang itu akan terbuka dan mengikuti perjalanan ruhnya itu. Sehingga tidak usah heran jika seseorang yang sakit dan tidak mampu lagi membuka kedua matanya selama beberapa hari di saat sakitnya itu, mendadak saat detik detik nyawanya berangkat dia malah dapat membuka matanya itu. Sedangkan arah pandangan matanya mengikuti perjalanan ruhnya yang dicabut Malaikat dari arah ubun ubunnya. Itulah sebabnya mengapa bola matanya mengarahkan pandangannya saat terakhir itu ke arah atas kepalanya.
Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda: “Apakah kalian tidak melihat manusia pada saat mengalami kematiannya matanya terbuka?” Para sahabat menjawab: “Benar”. Nabi bersabda: “Itu terjadi karena pengelihatannya mengikuti kepergian rohnya” (HR. Imam Muslim)

Cara Malaikat Mencabut Nyawa Orang Kafir
Jika orang mu’min mati dalam rahmat kasih sayang Allah, sebaliknya orang kafir mati dengan azab dan kesakitan yang luar biasa. Malaikat akan memukukl wajah dan punggung mereka karena bencinya terhadap manusia yang seumur hidupnya mendurhakai Allah dan menginjak-injak hukum agama-Nya.
Ada beberapa ayat menerangkan dalam al Qur’an yang menerangkan cara matinya orang-orang kafir, antara lain :

Surat An Nahl Ayat 28
 al-nahl28.png
“(yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh Para Malaikat dalam Keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun". (Malaikat menjawab): "Ada, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang telah kamu kerjakan".

Surat Al Anfal ayat  50
al-anfal50.png 
“Kalau kamu melihat ketika Para Malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri).”

Surat Muhammad ayat  27
muhammad27.png 
Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila Malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul-mukul muka mereka dan punggung mereka?”

Surat Al An’am  ayat 93
al-an'am93.png 
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", Padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah." Alangkah dahsyatnya Sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang Para Malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.”

Sewajibnya kita kaum muslimin yakin dengan keterangan ayat-ayat Allah ini. Tidak dapat dibayangkan bagaimana menderita mati dalam murka Allah. Padahal saat sakaratul maut saja sudah penuh dengan huru hara. Manusia akan merasakan haus yang amat sangat, lemah badan dan batinnya, ditambah dengan derita rasa sakit jasmani yang dirasa, dan yang paling mengerikan adalah godaan syaitan yang hendak menyesatkannya agar mati dalam kekafiran serta terlepas dari keimanan. Bagaimana  pula jika ditambah dengan pukulan malaikat pada wajah dan punggungnya? Na’udzubillah…..
Semoga Allah menjaga kita saat kematian menjemput kita dan semoga kita mati dengan cara yang aman dan penuh kasih sayang Allah. Allahumma hawwin ‘alaina fi sakaratil maut……. Amin….
Wallahu A’lam bishshawab

Sumber: http://tengkuzulkarnain.net/

Minggu, 01 Januari 2012

KISAH MANUSIA DI HARI QIYAMAH


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
رُوِىَ أَنَّهُ إِذاَ جَمَعَ اللهُ النَّاسَ فىِ صَعِيْدٍ واَحِدٍ يَوْمَ القِياَمَةِ أَقْبَلَتْ النَّارُ يَرْكَبُ بَعْضُهاَ بَعْضاً وَخَزَنَتُهاَ يَكِفُوْنَهُ عَنِ النَّاسِ وَهِىَ تَقُوْلُ وَعِزَّةِ رَبِّى لَيَخْلِيَنَّ بَيْنِى وَبَيْنَ أَزْواَجِى فَيَقُوْلُوْنَ لَهاَ وَمَنْ أَزْواَجُكَ فَتَقُوْلُ كُلُّ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ

Diriwayatkan Bahwa Nabi Muhammad Saw, di saat Allah mengumpulkan semua manusia dari semenjak Nabi Adam as di sebuah lapangan pada hari Qiyamah, tiba-tiba datang kobaran api yang sangat besar menghampiri manusia, para malaikat pada berjaga-jaga, namun api itu berkata ;
Api                     Demi kemuliaan tuhanku sungguh aku akan menjemput serta mendekap suami-suamiku,
Manusia            Hai api, siapa suami-suamimu itu ?
Api                     Suami-suamiku adalah setiap orang takabur nan sombong.
فَلاَيَزاَلُ النَّاسُ يَمُوْجُ بَعْضُهُمْ فىِ بَعْضِ أَلْفَ عاَمٍ وَاللهُ تَعاَلىَ لاَيُكَلِّمُهُمْ كَلِمَةً واَحِدَةً فَيَشْتَدَّ الهَوْلُ عَلَى أَهْلِ المَوْقِفِ حَتَّى يَتَمَنَّوا الإِنْصِراَفَ مِنْ هَذاَ المَوْقِفِ وَلَوْ إِلىَ جَهَنَّمَ

Semua manusia pada mundur berdesak-desakan selama 1000 (seribu) tahun, selama itu pula Allah tidak menyahut permohonan mereka, mereka semua di biarkan berdesak-desakan, terjadilah kerusuhan yang luar biasa hingga mereka mengharap sekali keluar dari kerusuhan itu meskipun harus masuk ke jurang neraka Jahannam.
فَيَقُوْلُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ إِذْهَبُوْا إِلىَ أَبِيْكُمْ آدَمَ فَيَأْتُوْنَ آدَمَ فَيَقُوْلُوْنَ ياَأَباَالبَشَرِ الأَمْرُ عَلَيْناَ شَدِيْدٌ وَأَنْتَ الَّذِى خَلَقَكَ اللهُ بِيَدِهِ وَأَسْجَدَ لَكَ مَلاَئِكَتُهُ وَنُفِخَ فِيْكَ مِنْ رُوْحِهِ اِشْفَعْ لَناَ فىِ فَصْلِ القَضاَءِ اشْفَعْ لَناَ إِلىَ رَبِّكَ لِيَقْضِى بَيْنَناَ

Sebagian manusia berkata pada yang lainnya, mari kita cari Nabi Adam mudah-mudahan Nabi Adam bisa menolong dari kerusuhan ini, lalu mereka semua berbondong-bondong mencari Nabi Adam as selama seribu tahun, setelah bertemu Nabi Adam as, mereka berkata ;
Wahai bapak semua manusia, kami semua mengalami kesulitan besar, engkau yang Allah ciptakan dengan kekuasaan Nya, yang malaikat tunduk di hadapanmu, di tiupkan kepadamu dari ruh yang di ciptakan Allah, tolonglah kami dalam Fashal-Qodlo ini !, memohonkan pertolongan kepada tuhanmu agar kami segera di jalankan keadilan hukum !!
فَيَقُوْلُ لَسْتُ هُناَكَ إِنِّى قَدْ أُخْرِجْتُ مِنَ الجَنِّةِ بِخَطِيْئَةٍ وَأَنَّهُ لَيْسَ يُهِمُّنِى اليَوْمَ إِلاَّ نَفْسِى وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِنُوْحٍ فَإِنَّهُ أَوَّلُ المُرْسَلِيْنَ

Nabi Adam      as menjawab, Aku bukanlah orang yang dapat menolong kamu sekalian, sungguh aku telah dikeluarkan dari sorga lantaran sebuah kehilafan memakan buah terlarang, hari ini tidak ada yang meresahkan aku melainkan memikirkan aku sendiri dan kehilafanku itu, akan tetapi coba temui Nabi Nuh as siapa tahu beliau dapat memberi pertolongan, karena beliau adalah orang pertama yang menjadi rosul !! 
فَيَأْتُوْنَ نُوْحاً وَيَقُوْلُوْنَ لَهُ اشْفَعْ لَناَ إِلىَ رَبِّكَ لِيَقْضِى بَيْنَناَ

Kemudian mereka mencari Nabi Nuh seribu tahun dan ketika bertemu Nabi Nuh as mereka berkata ;
Wahai Nabi Nuh rosul yang tertama, kami semua mengalami kerusuhan besar, tolongilah kami !, agar memohonkan pertolongan kepada tuhanmu agar kepada kami segera di jalankan keadilan hukum !!
فَيَقُوْلُ لَسْتُ هُناَكَ إِنِّى دَعَوْتُ دَعْوَةً أَغْرَقَتْ أَهْلَ الأَرْضِ وَأَنَّهُ لَيْسَ يُهِمُّنِى اليَوْمَ إِلاَّ نَفْسِى وَلَكِنِ ائْتَوْا إِبْراَهِيْمَ الَّذِى اتَّخَذَهُ اللهُ خَلِيْلاً

Nabi Nuh as menjawab, Aku bukanlah orang yang dapat menolong kamu sekalian, sungguh aku telah berdo’a dengan do’a yang menenggelamkan penghuni bumi, aku merasa hal itu sebuah kehilafan dan hari ini tidak ada yang meresahkan pada diriku melainkan kehilafan itu, coba temui Nabi Ibrahim yang menjadi kekasih Allah !!
فَيَأْتُوْنَ إِبْراَهِيْمَ فَيَقُوْلُوْنَ اِشْفَعْ لَناَ إِلىَ رَبِّكَ لِيَقْضِى بَيْنَناَ

Kemudian mereka mencari Nabi Ibrahim as seribu tahun dan ketika bertemu mereka berkata ;
Wahai Nabi Ibrahim rosul kekasih Allah, kami semua mengalami kerusuhan besar, tolonglah kami !, memohonkan pertolongan kepada tuhanmu agar kami segera di berlakukan keadilan hukum !!
فَيَقُوْلُ لَسْتُ هُناَكَ إِنِّى قَدْ كَذَّبْتُ فىِ الإِسْلاَمِ ثَلاَثَ كَذَباَتٍ وَهِىَ قَوْلُهُ سَقِيْمٌ وَقَوْلُهُ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيْرُهُمْ هَذاَ وَقَوْلُهُ ِلإِمْرَأَتِهِ إِنَّهاَ أُخْتِى وَلَيْسَ يُهِمُّنِى اليَوْمَ إِلاَّ نَفْسِى وَلَكِنْ ائْتَوْنَ مُوْسَى الَّذِى كَلَّمَهُ اللهُ مُوْسَى تَكْلِيْماً 

Nabi Ibrahim   menjawab, Aku bukanlah orang yang dapat menolong kamu sekalian, sungguh aku telah melakukan 3 (tiga) kali perbuatan dusta yaitu mengatakan sakit, mengatakan penghancur berhala-berhala kecil adalah berhala paling besar dan mengatakan saudara perempuan pada istriku, dan hari ini tidak ada yang meresahkan aku melainkan kehilafan itu, coba temui Nabi Musa as yang Allah Swt berbicara padanya dengan jelas !!

PERINGATAN
Berkenaan dosa Nabi Adam, Nabi Nuh Nabi Ibrahim dan Nabi-nabi lainnya adalah sesungguhnya bukan dosa karena di balik semua itu terdapat hikmah, karena Nabi terjaga dari berbuat dosa, Nabi Ibrahim 3 (tiga) kali melakukan kehilafan yang mengandung hikmah adalah sebagai berikut :
1.   Mengatakan sakit padahal tidak sakit, ketika di ajak kaum penyembah berhala agar beliau mengikuti acara makan-makan beserta mereka di hadapan berhala-berhala, sebagaimana firman Allah Swt ;
فَقَالَ إِنِّي سَقِيمٌ ( الصافات 89)
Artinya :
Kemudian ia (Ibrahim) berkata: "Sesungguhnya aku sakit".
2.    Mengatakan yang menghancurkan berhala-berhala kecil adalah berhala yang paling besar, ketika beliau di tanya Namrud “siapa yang menghancurkan berhala ?”, sebagaimana firman Allah Swt ;
قَالَ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا فَاسْأَلُوهُمْ إِنْ كَانُوا يَنْطِقُونَ (الأنبياء 63)
Artinya :
Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara".
3. Mengatakan saudara perempuannya pada istrinya, ketika beliau di tanya seorang raja yang dlolim, “siapa perempuan yang bersamanya ?”.
Kembali ke kisah…
فَيَأْتُوْنَ مُوْسَى فَيَقُوْلُ لَسْتُ هُناَكَ إِنِّى قَتَلْتُ نَفْساً بِغَيْرِ حَقٍّ لَيْسَ يُهِمُّوْنِى اليَوْمَ إِلاَّ نَفْسِى وَلَكِنْ ائْتُوْا عِيْسَى رُوْحُ اللهِ وَكَلِمَتُهُ

Kemudian mereka (semua manusia) mencari Nabi Musa seribu tahun dan ketika bertemu Musa as menjawab ;
Aku bukanlah orang yang dapat menolong kamu sekalian, sungguh aku telah menghilangkan nyawa orang, yaitu meninju seorang suku Qibti sampai meninggal, dan hari ini tidak ada yang meresahkan aku melainkan kehilafan itu, coba temui Nabi Isa as, karena Isa adalah Ruhullah ( Ruh yang di ciptakan Allah ) dan Kalimatullah ( Utusan Allah ) 
فَيَأْتُوْنَهُ فَيَقُوْلُ إِنِّى اتَّخَذْتُ وَأُمِّى إِلَهَيْنِ مِنْ دُوْنِ اللهِ وَإِنِّى لاَيُهِمُّنْىِ اليَوْمَ إِلاَّ نَفْسِى وَلَكِنْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كاَنَ ِلأَحَدٍ بِضاَعَةٌ فَجَعَلَهاَ فىِ كَيْسٍ ثُمَّ خَتَمَ عَلَيْهاَ أَكاَنَ يَصِلُ إِلىَ ماَفىِ الكَيْسِ حَتَّى يَفِضُ الخَتْمَ

Kemudian mereka mencari Nabi Isa as seribu tahun dan ketika bertemu, Isa menjawab ;
Aku bukanlah orang yang dapat menolong kamu sekalian, sungguh aku telah menjadikan aku dan ibuku sebagai tuhan dari selain Allah, dan hari ini tidak ada yang meresahkan aku melainkan kehilafan itu, tetapi apakah diantara kalian memiliki bekal lalu dimasukan kedalam kantung dan masing-masing memberi tanda pada kantung itu dan kemudian mengambil bekal itu sedikit demi sedikit hingga habis ??
فَفَيَقُوْلُوْنَ لاَ فَيَقُوْلُ إِنَّ مُحَمَّداً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خاَتَمُ الأَنْبِياَءِ وَقَدْ واَفىَ اليَوْمَ وَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ ماَتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَماَتَأَخَرَ ائْتُوْهُ

Mereka (orang-orang) menjawab Tidak, kemudian Nabi Isa berkata, Sesungguhnya Muhammad Saw adalah Nabi terakhir hari ini keinginan akan dapat terpenuhi, Allah telah mengampuni segala dosa-dosa Muhammad baik yang terdahulu atau dosa berikutnya, coba temui beliau !!
فَيَأْتُوْنَهُ فَيَقُوْلُ أَناَ لَهاَ أُمَّتِى أُمَّتِى ثُمَّ يَخِرُّ ساَجِداً تَحْتَ العَرْشِ كَسُجُوْدِ الصَّلاَةِ فَيُقاَلُ ياَمُحَمَّدٌ اِرْفَعْ رَأْسَكَ وَسَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشْفَعْ

Kemudian mereka mencari Nabi Muhammad Saw seribu tahun, ketika bertemu, Nabi Muhammad menjawab ;
Aku-lah yang akan memohonkan pertolongan kepada tuhanku, wahai ummatku, ummatku ….” Lalu Nabi Muhammad bersujud di bawah Arasy seperti halnya sujud dalam sholat, dan Allah Swt berkata ; “Hai Muhammad ! angkatkan kepalamu, mintalah ! niscaya aku berikan, mintalah pertolongan niscaya aku berikan pertolongan !!”
فَيَرْفَعُ رَأْسَهُ وَيَشْفَعُ فىِ فَصْلِ القَضاَءِ ثُمَّ أَنَّ أَهْلَ المَوْقِفِ يَنْصَرِفُوْنَ مِنْ هَذاَ المَوْقِفِ إِلىَ الحِساَبِ

Lalu Nabi Muhammad mengangkatkan kepalanya dan Beliau di berikan pertolongan di Fashal-Qodlo . kemudian semua orang ahli mauqif keluar dari mauqif ini menuju ke tempat Hisab.
وَلاَيَناَلُ شَيْءٌ مِنْ هَذاَ الهَوْلِ الأَنْبِياَءَ وَالأَوْلِياَءَ وَلاَساَئِرَ العُلَماَءِ لِقَوْلِهِ تَعاَلىَ لاَيَحْزَنُهُمْ الفَزَعُ الأَكْبَرُ

Sedikitpun dari kerusuhan ini tidak sampai mengenai para nabi, para wali dan para Ulama, karena firman Allah Swt ;
لاَيَحْزَنُهُمْ الفَزَعُ الأَكْبَرُ
Artinya :
“Mereka tidak di susahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari Qiyamah)” ( Al-Anbiya 103 )

فَهُمْ آمِنُوْنَ مِنْ عَذاَبِ اللهِ لَكِنَّهُمْ يَخاَفُوْنَ خَوْفَ إِجْلاَلٍ وَإِعْظاَمٍ

Mereka ( para Nabi, para Wali dan para Ulama) meyakini siksa Allah akan tetapi mereka merasa takutnya lantaran takut dengan mengagungkan dan memuliakan.
وَقِيْلَ أَنَّ الَّذِى يَذْهَبُ إِلىَ الأَنْبِياَءِ لِطَلَبِ الشَّفاَعَةِ رُؤُساَءِ أَهْلِ المَوْقِفِ وَماَبَيْنَ إِتْياَنِهِمْ مِنْ نَبِىٍّ إِلىَ نَبِىٍّ أَلْفَ عاَمٍ

Dalam sebuah riwayat di katakan, sesungguhnya orang-orang yang berbondong-bondong menemui para nabi untuk meminta Syafaat adalah para pimpinan ahli Mauqif dan perjalanan yang di tempuh mereka antara satu nabi ke nabi yang lain adalah selama seribu tahun 
وَقِيْلَ الَّذِى يَسْعَى لِلأَنْبِياَءِ فىِ طَلَبِ الشَّفاَعَةِ العُلَماَءِ العاَمِلُوْنَ

Dalam sebuah riwayat lain dikatakan pula, bahwa orang-orang yang berbondong-bondong menemui para Nabi dalam meminta Syafaat adalah para Ulama yang beramal
وَهَذِهِ الشَّفاَعَةُ تَعُمُّ جَمِيْعَ الخَلْقِ مِنْ إِنْسٍ وَجِنٍّ وَمُؤْمِنٍ وَكاَفِرٍ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ وَمِنْ غَيْرِهاَ وَلِذَلِكَ تُسَمَّى الشَّفاَعَةُ العُظْمَى وَهِىَ أَوَّلُ المَقاَمِ المَحْمُوْدِ أَىْ الَّذِى يَحْمِدُهُ فِيْهِ الأَوَّلُوْنَ وَالآخِرُوْنَ وَآخِرُهُ إِسْتِقْراَرُ أَهْلِ الجَنَّةِ فىِ الجَنَّةِ وَأَهْلِ النَّارِ فىِ النَّارِ وَتَجْتَمِعُ الأَنْبِياَءُ حِيْنَئِذٍ تَحْتَ لِواَئِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Syafaat ( pertolongan ) ini mencakup semua makhluq manusia, jin, mukmin, kafir, dan lain sebagainya dari ummat ini, oleh karenanya di namakan “Syafa’atul Udzma” artinya pertolongan besar, yaitu permulaan “Maqom mahmud” artinya tempat yang terpuji, karena semua ummat dari semenjak Nabi Adam as hingga Ummat terakhir pada memuji Nabi Muhammad, akhirnya ahli sorga masuk ke sorga sedang ahli neraka masuk ke neraka dan semua para Nabi dan rosul berada di bawah bendera Nabi Muhammad Saw. 
وَهَذِهِ الشَّفاَعَةُ مُخْتَصَةٌ بِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَهُ شَفاَعاَتٌ أَخَرُ بَلْ وَلِغَيْرِهِ مِنَ الأَنْبِياَءِ وَالعُلَماَءِ وَالصَّالِحِيْنَ إِلاَّ أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ الَّذِى يَفْتَحُ لَهُمْ باَبَ الشَّفاَعَةِ ِلأَنَّهُمْ لاَيَتَجاَسِرُوْنَ عَلَى الشَّفاَعَةِ قَبْلَهُ لِعَظْمِ الجَلاَلِ يَوْمَئِذٍ

Syafa’atul Udzma adalah sebuah pertolongan atau Syafa’at yang di khususkan pada Nabi Muhammad Saw. Beliau memiliki banyak Syafaat lainnya, bahkan bagi selain beliau baik para nabi para ulama ataupun orang-orang soleh pada memiliki syafaat untuk menolong orang lain. Baginda Nabi adalah yang membuka atau Syafaat perdana bagi syafaat-syafaat lain, karena mereka tidak berani mengeluarkan syafaat sebelum Syafaat Nabi karena besarnya Syafaatul-udzma Nabi ini.
Allah mengetahui segalanya…
Daftar Pustaka : Kitab Tizan Ad-Daruriy - Syekh Nawawi Al-Bantaniy